Mutiara Nasihat Dari Kitab Zabur

"In The Name Of ALLAH SWT, Most Gracious Most Merciful"
     Surat Pertama
(Mutiara Nasihat Dari Kitab Zabur)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, "Aku menyaksikan (mengenai diri-Ku dengan diri-Ku, bahwa tidak ada Tuhan selain Aku sendiri, tak ada sekutu bagi-Ku dalam kekuasaan-Ku, dan bahwa (sesungguhnya) Muhammad Sallallahu Alaihi wa Sallam itu hamba dan utusan-Ku." Maka, siapa yang tidak rida dengan qadla (ketentuan)-Ku, tidak sabar atas bala (ujian)-Ku, tidak bersyukur atas nikmat-Ku, dan tidak merasa qana'ah (puas) atas pemberian-Ku, hendaklah ia minggir dari bawah langit-Ku dan menyembah tuhan selain-Ku. Siapa yang merasa sedih dalam (memikirkan) keduniaan, maka sungguh ia seakan-akan murka pada-Ku, siapa yang mengaduh (mengenai) musibah yang menimpanya, sungguh ia telah mengaduh (melaporkan) Aku, padahal tidak ada yang seperti Aku, yang pantas menjadi tempat mengaduh.

Siapa yang mendatangi seseorang kaya, lalu ia merendahkan dirinya karena harta kekayannya, maka lepaslah dua pertiga agamanya, siapa yang menampar mukanya (karena sedih) atas mayat, seakan-akan ia mengambil (menghunus) tombak untuk memerangi-Ku. Siapa yang mematahkan dahan (pohon) yang ada di atas kuburan mayat, seakan-akan ia menghancurkan pintu Ka'bah dengan tangannya, siapa yang tidak peduli dari mana ia makan, halal atau haram, maka Allah pun tidak peduli, dari pintu neraka mana mereka dimasukkan

Mutiara Nasihat Dari Kitab Zabur                                                                                                               Ahmad Sa’ad Ali
pada hari kiamat, siapa yang tertawa di atas kuburan mayat, seakan-akan ia membunuh enam puluh (60) nabi dan membunuh ibu dan ayahnya. 

Siapa yang melakukan kesalahan (dosa) sambil tertawa (bangga), ia pasti masuk neraka sambil menangis; tetapi siapa yang mentaati Allah sambil menangis (menyadari keteledoran) ia akan masuk surga sambil tertawa (riang).  Siapa yang tidak bertambah (ilmu dan pengamalan) agamanya, maka dia berkurang amalnya.  Siapa yang terbukti (tetap) kurang (segi) agamanya, maka mati lebih baik baginya daripada hidup.

Siapa yang mengamalkan (dan mempraktekkan) apa yang telah ia ketahui (ilmunya), maka Allah akan memberinya ilmu yang belum ia ketahui.  Dan siapa yang memanjangkan lamunannya, maka amal perbuatannya tidak akan ikhlas murni.

Surat Kedua
(Mutiara Nasihat Dari Kitab Zabur)

Wahai anak Adam, siapa yang merasa puas dengan rezeki sedikit, kayalah ia, siapa yang melepaskan hasud (dengki), tentramlah (hidupnya), siapa yang meninggalkan barang (yang) haram, selamatlah agamanya, siapa yang meninggalkan ghibah (mengumpat) dan namimah (mengadu domba) karena cinta pada Allah, tampaklah kecintaannya kepada Allah, siapa yang menghindarkan kejahatan dirinya dari manusia, selamatlah ia dari kejahatan mereka, siapa yang sedikit perkataannya, sempurnalah akalnya, dan siapa yang rida dengan rezeki sedikit, penuhlah kepercayaannya atas jaminan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Wahai anak Adam, kamu mempunyai ilmu (mengetahui) yang tidak kamu amalkan, bagaimana (mungkin) kamu meminta (dan mencari) ilmu yang tidak (akan) kamu amalkan? Wahai anak Adam, kamu habiskan umurmu untuk mencari keduniaan, kapankah kamu mencari (dan mengamalkan) sesuatu yang memasukkanmu kedalam surga?

Wahai anak Adam, beramallah seperti kamu akan mati esok hari, dan janganlah kamu mengumpulkan harta seakan-akan kamu akan kekal abadi (di dunia). Wahai dunia! Muliakanlah-orang yang rakus padamu, dan jauhilah orang yang zuhud (tidak mencintai) padamu, dan menjadilah tampak manis (menggiurkan) di hadapan pandangan orang-orang yang suka meman­dang dan mencintaimu.

Surat Ketiga
(Mutiara Nasihat Dari Kitab Zabur)

Wahai anak Adam, siapa yang tetap rakus pada kedu­niaan, ia akan semakin jauh dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, semakin susah mendapatkan keduniaan, dan semakin payah di
Mutiara Nasihat Dari Kitab Zabur                                                                                                               Ahmad Sa’ad Ali
akhirat. Bahkan, ia seakan-akan murka pada-Ku. Siapa yang (selalu) menuntut (mencari) keduniaan, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memasukkan ke dalam hatinya empat ma­cam sifat, yaitu:
1.       Kesusahan yang tak pernah putus.
2.      Kesibukan yang terus-menerus.
3.       Angan-angan yang tak pernah mencapai puncaknya.
4.      Kefakiran yang tak pemah mencapai kekayaan selamanya.
Wahai anak Adam, setiap hari umurmu berkurang, teta­pi kamu tidak menyadari apa yang berkurang darimu, setiap hari rezekimu diberikan secara penuh, tetapi ka­mu tidak memuji-Ku (tidak bersyukur pada-Ku), dengan rezeki sedikit kamu tidak puas, dan dengan rezeki ba­nyak kamu tak pernah kenyang.
Wahai anak Adam, tak ada suatu hari baru (yang lewat), kecuali datang padamu rezekimu dari-Ku, tetap tak ada suatu malam baru (yang lewat) kecuali datang pada-Ku malaikat-Ku darimu, sambil membawa namamu yang jelek; kamu makan rezeki-Ku, tetapi kamu dur­hakai Aku, kamu berdoa meminta pada-ku, Aku kabul­kan doamu, dan kebaikan-Ku turun padamu, namun ke­jelekanmu naik pada-Ku, maka sungguh Aku bagimu adalah sebaik-baik Majikan dan Penolong, dan sejelek-je­lek hamba bagiku adalah kamu. Kamu .meminta pada­Ku, lalu Aku beri kamu, Aku tutupi segala kejahatan dan segala keburukanmu, dan Aku malu padamu, tetapi kamu tak malu pada-Ku, kamu lupakan Aku dan kamu menyebut (ingat) selain-Ku, kamu takuti manusia, tetapi kamu merasa aman (tidak takut) pada-Ku, Allah berfir­man (dalam Alquran)­: Mereka bersembunyi dari manusia (mengenai dosanya), namun mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka ketika pada suatu malam mereka me­netapkan keputusan rahasia yang tidak diridai Allah. Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) atas apa yang mereka kerjakan." Q.S. An-Nisa: 108)

Engkau takuti kebencian mereka (terhadapmu) tetapi engkau merasa aman dari murka-Ku.

Mutiara Nasihat Dari Kitab Zabur                                                                                                               Ahmad Sa’ad Ali


Surat Keempat

(Mutiara Nasihat Dari Kitab Zabur)

Wahai anak Adam, janganlah engkau termasuk orang yang menangguhkan tobat, panjang angan-angan, mengharapkan (kebahagiaan) akhirat tanpa amal ibadah, berbicara seperti pembicaraan orang-orang dusta, melakukan amal perbuatan seperti yang dilakukan orang-orang munafik, jika diberi tidak merasa 'puas' (qana'ah), dan jika tidak diberi dia tidak sabar, dia memerintahkan (orang lain) untuk melakukan kebaikan, tetapi dia tidak melakukannya, dia melarang (orang lain) untuk berbuat kejelekan, tetapi ia tidak berhenti melakukannya, dia mencintai orang-orang saleh, tetapi dia sendiri tidak termasuk orang saleh, dia membenci orang-orang munafik padahal dia sendiri orang munafik, dia suka mengatakan sesuatu yang tidak dilakukannya, dan mengerjakan hal-hal yang tidak diperintahkan (untuk dikerjakan), dan dia selalu meminta untuk dipenuhi (keinginannya), tetapi dia sendiri tidak memenuhi (keinginan orang lain).

Wahai anak Adam, tak ada suatu hari baru (yang lewat), kecuali bumi berbicara padamu, "Wahai anak Adam, engkau berjalan di atas punggungku, sedangkan tempat kembalimu adalah perutku. Engkau tertawa atas punggungku, dan menangis di dalam perutku. Engkau  bersenang-senang di atas punggungku, tetapi engkau akan bersedih di dalam perutku, engkau berdosa (berbuat dosa) di atas punggungku dan engkau akan di­siksa di dalam perutku, engkau memakan segala kesenanganmu di atas punggungku, tetapi engkau akan dimakan ulat dalam perutku, wahai yang tertipu. "Kuburan berkata," Aku adalah satu lubang di antara lubang­-lubang neraka (untukmu), jika kamu durhaka (berbuat maksiat), tetapi aku akan menjadi suatu taman di antara taman-taman surga jika kamu taat."

Wahai anak Adam, (kata bumi/kuburan), aku adalah rumah tempat kemurungan, rumah kesepian (kesendirian), rumah kegelapan, rumah yang sempit, rumah permasalahan, rumah yang menakutkan, rumah ular-ular, rumah kalajengking, rumah kelaparan, rumah kehausan, rumah kejelekan, rumah neraka, rumah timbangan, rumah kejahatan, (bagi manusia) kecuali yang dirahmati/dikasihi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia paling Penyayang di antara yang penyang, m­aka makmurkanlah aku (dengan amal ibadah) dan jangan kamu robohkan (hancurkan) aku.


Surat Kelima
(Mutiara Nasihat Dari Kitab Zabur)


Wahai anak Adam, tidaklah Aku ciptakan kamu seka­lian secara sia-sia (tanpa tujuan), tidak pula Aku tinggalkan kamu dengan percuma, tidaklah aku ciptakan kamu untuk memperbanyak (makhluk) karena sebelumnya se­dikit, tidak pula untuk menjadi pelipur lara, karena aku kesepian, tidak juga untuk membantu-Ku mengerjakan sesuatu yang tidak dapat

Aku kerjakan. Aku pun tidak menciptakan kamu karena Aku ingin menarik manfaat (kebaikan) dari kamu, juga bukan untuk menolak bahaya yang menimpa-Ku.

Sangat luhur keagungan-Ku, jus­tru Aku menciptakan kamu untuk banyak menyembah-Ku, banyak mensyukuri nikmat-Ku, bertasbih, Memaha­sucikan Aku di kala pagi dan sore hari.  Seandainya (sejak) makhluk pertama sampai terakhir, yang masih hi­dup atau sudah mati, kecil dan besar, merdeka atau hamba sahaya, laki-laki atau perempuan, baik manusia ataupun jin, bahkan makhluk lain selain kamu, berkum­pul (sepakat) untuk mentaati-Ku, itu semua tidak akan menambah kekuasaan-ku sebesar atom pun (sedikitpun). Juga, seandainya makhluk pertama sampai terak­hir, hidup atau sudah mati, kecil atau besar, merdeka, atau sahaya, laki-laki dan perempuan, manusia dan jin, dan makhluk lain selain kamu berkumpul (sepakat) untuk mendurhakai-Ku, itu semua tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku sebesari atom pun (sedikitpun). Hal terse­but terbukti dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

"Siapa yang berjihad (bersungguh-sungguh ibadah), se­sungguhnya jihadnya untuk (kemaslahatan) dirinya, dan (karena) sesunggubnya Allah Mahakaya (tidak memerlu­kan-bantuan) dari semesta alam." (Q.S. Al-Ankabut: 6)
Wahai anak Adam, jika kamu beruntung, maka kamu akan ditagih, jika kamu berbuat, kamu akan dibalas, dan jika kamu menanam, kamu akan mengetam.


Oleh: Ahmad Sa’ad Ali Penerbit “Trigenda Karya“ Bandung 1993 Alih Bahasa: Drs. Tarmana Ahmad Qasim
Semoga Bermanfaat Gan...!!! C...u..

HADITS


"In The Name Of ALLAH SWT, Most Gracious Most Merciful"


1 - Hadits riwayat Ali ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kamu mendustakan aku, karena sesungguhnya orang yang berani mendustakan aku maka dia akan masuk neraka

2 - Hadits riwayat Abu Hurairah ra. ia berkata: Pada suatu hari, Rasulullah saw. muncul di antara kaum muslimin. Lalu datang seorang laki-laki dan bertanya: Wahai Rasulullah, apakah Iman itu? Rasulullah saw. menjawab: Iman yaitu engkau beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Pertemuan dengan-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan kepada Hari kebangkitan akhir. Orang itu bertanya lagi: Wahai Rasulullah, apakah Islam itu? Rasulullah saw. menjawab: Islam yaitu engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun, mendirikan shalat fardhu, menunaikan zakat wajib dan berpuasa di bulan Ramadhan. Orang itu kembali bertanya: Wahai Rasulullah, apakah Ihsan itu? Rasulullah saw. menjawab: Ihsan yaitu engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Walaupun engkau tidak melihat-Nya, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Dia selalu melihatmu. Orang itu bertanya lagi: Wahai Rasulullah, kapankah hari Kiamat itu? Rasulullah saw. menjawab: Orang yang ditanya mengenai masalah ini tidak lebih tahu dari orang yang bertanya. Tetapi akan aku ceritakan tentang tanda-tandanya; - Apabila ada budak perempuan melahirkan anak tuannya, maka itulah satu di antara tandanya. - Apabila ada orang yang semula miskin papa menjadi pemimpin manusia, maka itu tarmasuk di antara tandanya. - Apabila orang-orang yang tadinya menggembalakan ternak jadi saling berlomba memperindah gedung-gedung mereka, maka itu termasuk di antara tandanya, ada lima hal yang hanya diketahui oleh Allah. Kemudian Rasulullah saw. membaca firman Allah: (Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan tiada seorangpun dapat mengetahui "dengan pasti" apa yang akan diperolehnya besok. Dan tiada seorangpun dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Pandai). Kemudian orang itu berlalu. Lalu Rasullulah saw. bersabda: Panggillah orang itu kembali! Para shahabat beranjak hendak memanggilnya, tetapi mereka tidak melihat sesuatupun. Rasulullah saw. bersabda: Itu tadi adalah Jibril yang datang untuk mengajarkan kepada manusia tentang agama mereka

3 - Hadits riwayat Thalhah bin Ubaidillah ra. ia berkata: Seseorang dari penduduk Najd yang kusut rambutnya datang menemui Rasulullah saw. Kami mendengar gaung suaranya, tetapi kami tidak paham apa yang dikatakannya sampai ia mendekati Rasulullah saw. dan ia bertanya tentang Islam. Lalu Rasulullah saw. bersabda: (Islam itu adalah) shalat lima kali dalam sehari semalam. Orang itu bertanya: Adakah shalat lain yang wajib atasku? Rasulullah saw. menjawab: Tidak ada, kecuali jika kamu ingin melakukan shalat sunat. Kemudian Rasulullah bersabda: (Islam itu juga) puasa pada bulan Ramadhan. Orang itu bertanya: Adakah puasa lain yang wajib atasku? Rasulullah saw. menjawab: Tidak, kecuali jika kamu ingin melakukan puasa sunat. Lalu Rasulullah saw. melanjutkan: (Islam itu juga) zakat fithri. Orang itupun bertanya: Adakah zakat lain yang wajib atasku? Rasulullah saw. menjawab: Tidak, kecuali jika kamu ingin bersedekah. Kemudian lelaki itu berlalu seraya berkata: Demi Allah, aku tidak akan menambahkan kewajiban ini dan tidak akan menguranginya. Mendengar itu, Rasulullah saw. bersabda: Dia orang yang beruntung jika benar apa yang diucapkannya

4 - Hadits riwayat Anas bin Malik ra. ia berkata: Kami dilarang bertanya kepada Rasulullah saw. tentang sesuatu. Yang mengherankan kami bahwa seorang pedalaman yang beradab mengajukan pertanyaan kepada beliau, dan kami mendengarkan. Suatu hari datang seorang penduduk pedalaman, lalu berkata: Hai Muhammad! Utusanmu telah datang kepada kami. Dia mengatakan bahwa engkau menyatakan bahwa Allah telah mengutusmu. Rasulullah saw. menjawab: Benar. Orang itu bertanya: Kalau begitu, siapakah yang menciptakan langit? Rasulullah saw. menjawab: Allah. Orang itu bertanya: Siapakah yang menciptakan bumi? Rasulullah saw. menjawab: Allah. Orang itu bertanya: Siapakah yang menegakkan gunung-gunung ini dan menjadikan sebagaimana adanya? Rasulullah saw. menjawab: Allah! Orang itu berkata: Demi Dzat yang telah menciptakan langit, menciptakan bumi dan menegakkan gunung bahwa Allahlah yang mengutusmu? Rasulullah saw. menjawab: Ya! Orang itu berkata: Utusanmu mengatakan bahwa kami wajib mengerjakan shalat lima waktu dalam sehari semalam. Rasulullah saw. menjawab: Benar. Orang itu berkata: Demi Dzat yang mengutusmu, apakah Allah yang memerintahkanmu? Rasulullah saw. menjawab: Benar. Orang itu berkata: Utusanmu mengatakan, bahwa kami wajib mengeluarkan zakat harta kami. Rasulullah saw. menjawab: Benar. Orang itu bertanya: Demi Dzat yang mengutusmu, apakah Allah yang memerintahkanmu? Rasulullah saw. menjawab: Ya. Orang itu berkata: Utusanmu juga mengatakan bahwa kami diwajibkan puasa pada bulan Ramadhan. Rasulullah saw. menjawab: Benar. Orang itu bertanya: Demi Dzat yang mengutusmu, apakah Allah yang memerintahkanmu? Rasulullah saw. menjawab: Ya. Orang itu berkata: Utusanmu mengatakan pula bahwa kami wajib menunaikan ibadah haji ke Baitullah, jika mampu. Rasulullah saw. menjawab: Benar. Kemudian orang itu pergi, seraya berkata: Demi Dzat yang mengutusmu dengan membawa kebenaran, aku tidak akan menambahkan atau mengurangi semua apa yang telah engkau terangkan. Mendengar itu, Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya jika benar apa yang diucapkan, dia akan masuk surga

5 - Hadits riwayat Abu Ayyub Al Anshari ra. bahwa: Seorang pedalaman menawarkan diri kepada Rasulullah saw. dalam perjalanan untuk memegang tali kekang unta beliau. Kemudian orang itu berkata: Wahai Rasulullah atau Ya Muhammad, beritahukan kepadaku apa yang dapat mendekatkanku kepada Surga dan menjauhkanku dari neraka. Nabi saw. tidak segera menjawab. Beliau memandang para shahabat, seraya bersabda: Dia benar-benar mendapat petunjuk. Kemudian beliau bertanya kepada orang tersebut: Apa yang engkau tanyakan? Orang itupun mengulangi perkataannya. Lalu Nabi saw. bersabda: Engkau beribadah kepada Allah, tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, mendirikan shalat, memberikan zakat dan menyambung silaturahim. Sekarang, tinggalkanlah unta itu.

Semoga Bermanfaat Gan...!!! C...u..

Seandainya Saya Bertemu Adam

"In The Name Of ALLAH SWT, Most Gracious Most Merciful"
                              
Cucu Adam: Ini semua gara-gara sampean, Mbah.
Adam: Loh, kok tiba-tiba aku disalahin.
CA: Lah iya, gara-gara sampean dulu makan buah terlarang, aku sekarang merana. Kalau sampean dulu enggak tergoda Iblis kan kita tetap di surga. Enggak kayak sekarang, sudah tingggal di bumi, eh ditakdirkan hidup di negara terkorup, sudah gitu jadi orang miskin pula. Emang seenak apa sih rasanya buah itu?
A: Yo mbuh, sudah lupa. Kejadiannya sudah lama banget. Tapi ini bukan soal rasa. Ini soal khasiatnya.
CA: Halah, kayak obat kuat aja pake khasiat segala. Emang Iblis bilang khasiatnya apa sih kok sampean bisa tergoda?
A: Dia bilang, kalau makan buah itu aku bisa abadi.
CA: Anti-aging gitu?
A: Iya. Pokoknya kekal.
CA: Terus sampean percaya? Iblis kok dipercaya.
A: Lha wong dia senior.
CA: Maksudnya senior?
A: Iblis kan lebih dulu tinggal di surga dari aku dan mbah putrimu.
CA: Iblis tinggal di surga? Boong ah.
A: Nah ini nih kalo puasa ndak baca Quran. Baca Al-Baqarah ayat 30-38. Coba kowe pikir, gimana dia bisa mbisiki aku yang ada di surga kalo dia ndak tinggal di surga juga?
CA: Oh iya, ya. Tapi, walau pun Iblis yang mbisiki, tetep sampean yang salah, Mbah. Gara-gara sampean, aku jadi kere kayak gini.
A: Kowe salah lagi. Manusia itu ndak diciptakan untuk menjadi penduduk surga. Baca surat Al-Baqarah : 30. Sejak awal, sebelum aku lahir… eh, sebelum aku diciptakan, Tuhan sudah berfirman ke para malaikat kalo Dia mau menciptakan manusia yang menjadi khalifah (wakil Tuhan) di bumi.
CA: Lah, tapi kan sampean dan mbah putri tinggal di surga?
A: Iya, sempet, tapi itu cuma transit. Makan buah terlarang atau ndak, cepat atau lambat, mbahmu ini pasti diturunkan ke bumi untuk menjalankan tugas dari-Nya: memakmurkan bumi. Di surga itu masa persiapan, penggemblengan. Di sana Tuhan ngajarin mbah bahasa, ngasih tahu nama semua benda (Al-Baqarah:31).
CA: Jadi di surga itu cuma sekolah?
A: Kurang lebih kayak gitu. Waktu di surga, simbahmu ini belum jadi khalifah. Jadi khalifah itu baru setelah turun ke bumi.
CA: Aneh.
A: Kok aneh?
CA: Ya aneh, menyandang tugas wakil Tuhan kok setelah sampean gagal, setelah gak lulus ujian, termakan godaan Iblis? Pendosa kok jadi wakil Tuhan.
A: Lah, justru itu intinya. Kemuliaan manusia itu ndak diukur dari apakah dia bersih dari kesalahan atau ndak. Yang penting itu bukan melakukan kesalahan atau ndak melakukannya. Tapi, bagaimana bereaksi terhadap kesalahan yang kita lakukan. Manusia itu pasti pernah keliru, Tuhan tahu itu. Tapi, meski demikian, toh Dia memilih mbahmu ini, bukan malaikat.
CA: Jadi, gak papa kita bikin kesalahan, gitu?
A: Ya ndak gitu juga. Kita ndak isa minta orang ndak melakukan kesalahan. Kita cuma isa minta mereka untuk berusaha tidak melakukan kesalahan. Namanya usaha, kadang berhasil, kadang enggak.
CA: Sampean berhasil atau gak?
A: Dua-duanya.
CA: Kok dua-duanya?
A: Aku dan mbah putrimu melanggar aturan, itu artinya gagal. Tapi kami berdua kemudian menyesal dan minta ampun. Penyesalan dan mau mengakui kesalahan, serta menerima konsekuensinya (dilempar dari surga), adalah keberhasilan.
CA: Ya kalo cuma gitu semua orang bisa. Sesal kemudian tidak berguna, Mbah.
A: Berguna toh ya. Karena menyesal, aku dan mbah putrimu dapat pertobatan dari Tuhan dan dijadikan khalifah (Al-Baqarah:37). Bandingkan dengan Iblis, meski sama-sama diusir dari surga, tapi karena ndak tobat, dia terkutuk sampe hari kiamat.
CA: Sampean iki lucu, Mbah.
A: Lucu piye?
CA: Lah kalo dia tobat, ya namanya bukan Iblis lagi.
A: Bener juga kamu ya, he-he-he. Tapi intinya gitu lah. Melakukan kesalahan itu manusiawi. Yang ndak manusiawi, yang iblisi, itu kalo sudah salah tapi merasa bener, sombong.
CA: Jadi kesalahan terbesar Iblis itu apa? Ndak ngakuin Tuhan?
A: Iblis bukan ateis, dia justru monoteis. Percaya Tuhan yang satu.
CA: Mosok sih, Mbah?
A: Lha wong dia pernah ketemu Tuhan, pernah dialog segala kok.
CA: Terus, kesalahan terbesar dia apa?
A: Sombong: menyepelekan orang lain dan memonopoli kebenaran.
CA: Wah, persis cucu sampean tuh, Mbah.
A: Ente?
CA: Bukan. Cucu sampean yang lain. Mereka mengaku yang paling bener, kalo ada orang lain berbeda pendapat akan mereka serang. Orang lain disepelekan. Mereka mau orang lain menghormati mereka, tapi mereka ndak mau menghormati orang lain. Kalo sudah ngamuk nih Mbah, orang-orang ditonjokin, barang-barang orang lain dirusak. Setelah itu mereka bilang kalau mereka pejuang kebenaran. Bahkan ada yang sampe ngebom segala loh.
A: Wah, persis Iblis tuh.
CA: Tapi mereka siap mati Mbah, karena kalo mereka mati nanti masuk surga.
A: Siap mati, tapi ndak siap hidup.
CA: Bedanya, Mbah?
A: Orang yang ndak siap hidup itu ndak siap menjalankan agama.
CA: Loh, kok?
A: Lah, aku dikasih agama oleh Tuhan kan waktu diturunkan ke bumi (Al-Baqarah:37). Bukan waktu di surga.
CA: Jadi, artinya, agama itu untuk bekal hidup, bukan bekal mati?
A: Pinter kowe.
CA: Cucu siapa dulu.
A: Cucuku dan mbah putrimu.
CA: BTW, Mbah. Sampean itu kan terkenal dengan satu nama: Adam. Tapi mbah putri itu namanya kok beda-beda? Yang bener iku Hawa, Eve, atau Eva.
A: Sak karepmu. What’s in a name?
CA: Shakespeare, Mbah?
A: Mbuh, sak karepmu.


Semoga Bermanfaat Gan...!!! C...u..

Akan Aku Tunjukan,,,!!!

"In The Name Of ALLAH SWT, Most Gracious Most Merciful"                             

Akan aku tunjukan bahwa aku mempunyai Iman dan bisa menjadi Imam.

Akan aku tunjukan bahwa aku bisa membuat orang lain iri dengan Akhlak dan Ilmu bukan dengan harta.

Akan aku tunjukan bahwa aku bisa berdiri di atas kaki aku sendiri.

Akan aku tunjukan bahwa aku tidak mau menjadi beban bagi orang lain.

Akan aku tunjukan bahwa aku bisa bermanfaat bagi orang banyak



Mudah-mudah ALLAH SWT meridhoinya,,, Amiinn.....Amiiinnn,,,,Amiiinnn.